MEMAKNAI SHOLAT BUKAN HANYA SEBAGAI RITUAL

Oleh : dr. A. Berlian Yusuf (Majelis Tabligh PP Muhammadiyah)

Ibadah sholat merupakan salah satu dari rukun Islam, hal ini menunjukkan bahwa sholat merupakan hal penting yang tidak boleh di tinggalkan bagi umat Islam.

Menengok sejarah, bahwa sholat merupakan syariat dimana Allah sendiri yang memanggil baginda Nabi Muhammad ke sidratul muntaha, melalui peristiwa spektakuler sepanjang sejarah umat manusia, yakni Isro’ Mi’roj. Sementara syariat yang lain Allah cukup mendelegasikan malaikat Jibril untuk di teruskan kepada Nabi Muhammad.

Dari dua hal tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa sholat adalah syariat istimewa yang Allah hadirkan untuk kita.

Dalam sebuah Ibadah mahdoh, apapun bentuknya, termasuk sholat, pasti ada tiga komponen yang menyertai.

Pertama Kaifiyatul Ibadah (tata cara ibadah)
Kedua Maqosidul Ibadah (maksud di tetapkannya ibadah)
Ketiga Hikmatul Ibadah (hikmah dibalik suatu ibadah)

Dalam kesempatan ini kami akan sedikit mengupas, terkait maqosidul ibadah dan hikmatul ibadah Sholat.

Diantara maqosidul ibadah Sholat, adalah :

Menjadi sarana komunikasi efektif seorang hamba dengan Allah
Dalam shalat, manusia dapat berkomunikasi dengan Allah melalui :
Doa, menyampaikan keinginan, kebutuhan, dan permohonan kepada Allah.
Dzikir, dengan mengucapkan kalimat-kalimat pujian dan tasbih kepada Allah.
Merenungkan ayat suci Al-Qur’an dan mengambil pelajaran darinya.

  • Mencegah perbuatan keji dan mungkar

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Qs Al Ankabut : 45)

  • Penggugur dosa

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »

“Jika seandainya ada aliran sungai mengetuk pintu kalian untuk mencuci rumah kalian 5 kali dalam sehari, apakah mungkin masih ada kotoran yang tersisa? Para sahabat menjawab, ‘Tidak mungkin ada kotoran yang tersisa.’ Lalu Nabi bersabda, ‘Begitu juga halnya dengan salat 5 waktu, Allah akan menghapus dosa kalian dengan salat-salat tersebut,'”
(HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan An-Nasa’i).

  • Menjadi cahaya dan keselamatan di hari kiamat

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah bersabda,

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

“Siapa yang menjaga salat 5 lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.”
(HR Ahmad)

Bagaimana dengan hikmatul ibadah terkait gerakan sholat ?
Mari kita kupas sedikit dari sisi ilmu kedokteran.
Seperti kita rasakan bersama bahwa ibadah sholat adalah gerakan yang dinamis, berulang dan terus menerus. Di lakukan setiap hari, di waktu yang hampir sama.

Tidak ada gerakan apapun yang dapat mengalahkan dinamis dan keteraturan sholat. Senam misalnya, dari dulu hingga sekarang gerakan nya selalu berubah dan berkembang, dulu di tahun 1990 an ada senam kesehatan jasmani (SKJ), sekarang gerakan SKJ sudah berubah, tidak sama dengan dulu.

Gerakan sholat dari dulu hingga kapanpun tidak akan berubah, inilah sebabnya sholat merupakan gerakan ergonomi yang paling sempurna untuk umat manusia dari 14 abad yang lalu sampai kehidupan ini berakhir.

Manusia memang harus bergerak, tidak boleh diam, bahkan ketika tangan atau kaki diam saja, dalam waktu tertentu menyebabkan kekakuan otot bahkan terjadi gangguan aliran pembuluh darah.

Banyak misteri yang belum terungkap dalam gerakan sholat, padahal dasar dari gerakan sholat secara umum adalah memperbaiki sistem saraf dan aliran darah, membongkar pengapuran tulang, memperbaiki kelenturan tubuh, mengaktifkan kelenjar keringat dan masih banyak lagi.

Mari kita mencoba membahas sedikit hikmah gerakan sholat dari sisi ilmu kedokteran.

Takbirotul ihram dengan berdiri adalah sikap relaks yang paling sempurna, sirkulasi darah optimal, aliran getah bening dan cairan sendi lancar.

Ruku’ adalah sebuah gerakan yang menyebabkan tulang belakang lebih lentur.
Ketika terjadi kekakuan ataupun perlekatan pada tulang belakang, maka yang terjadi adalah tulang punggung seperti bengkok, hal inilah yang menyebabkan terjadinya berbagai macam keluhan, karena adanya hernia nukleus pulposus (HNP) atau yang sering di sebut orang awam saraf kejepit. Tulang punggung yang bengkok pula yang menjadi salah satu penyebab kesulitan melahirkan pada wanita.

Ketika Nabi ruku’ dalam sholat, sahabat Wabishoh bin Ma’bad berkata,

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى فَكَانَ إِذَا رَكَعَ سَوَّى ظَهْرَهُ حَتَّى لَوْ صُبَّ عَلَيْهِ الْمَاءُ لاَسْتَقَرَّ

Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat. Ketika ruku’, punggungnya rata sampai-sampai jika air dituangkan di atas punggungnya, air itu akan tetap diam, tidak tumpah
(HR. Ibnu Majah)

Sikap gerakan ruku’ yang benar membuat tulang punggung tetap sehat dan terjauh dari berbagai macam penyakit.

I’tidal adalah gerakan berdiri kembali setelah ruku’. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.

Sujud adalah meletakkan kepala hingga dahi, hidung, telapak tangan, lutut, dan jari kaki menyentuh tanah. Ketika melakukan sujud yang terjadi adalah membuat aliran darah mengalir lebih banyak ke otak. Otak adalah anggota tubuh terpenting, sekejap tidak teraliri darah berakhirlah kehidupan. Sehingga ketika sirkulasi darah banyak menuju otak, kematian tiba-tiba akibat pecahnya pembuluh darah ke otak (apoplexia cerebri) akan terhindarkan.
Posisi sujud yang membuat jantung berada di atas otak dapat menjadi penguat hal tersebut.
Ketika sering melakukan sujud ternyata dapat meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot punggung, leher, dan bahu. Ketika fleksibilitas otot tersebut terganggu, maka yang terjadi adalah kepala terasa berat, gangguan keseimbangan, serta nyeri tengkuk yang berkepanjangan.

Di beberapa jurnal para ahli juga menyebutkan, ketika kepala di tempelkan ke lantai, ini merupakan aktivitas grounding, yang dapat menetralisir radiasi listrik yang diserap tubuh dari perangkat elektronik atau listrik disekitar kita. 
Pada wanita yang sedang hamil, gerakan sujud juga dapat membantu memperbanyak kelenjar susu, bahkan mereposisi keadaan bayi yang sungsang.

Duduk tasyahud, baik tasyahud awal maupun tasyahud akhir merupakan posisi yang optimal terkait di bidang urologi. Jika posisi duduknya benar pendekatan teorinya akan memperbaiki kemampuan otot dasar panggul, kemampuan berkemih daerah sekitar panggul yang isinya saluran kencing, saluran kesuburan, dan saluran pembuangan kotoran, sehingga menghindarkan dari penyakit wasir.
Bahkan dengan latihan otot dasar panggul, dapat memperkuat kemampuan menahan berkemih pada kasus yang sering ngompol.
Bagi wanita, duduk tasyahud ini bermanfaat untuk membuat otot-otot dasar panggul ikut berkontraksi, sehingga kekenyalan otot dan jaringan dikembalikan setelah melahirkan, pijatan tumit di otot paha dan pantat ketika duduk tasyahud juga merupakan titik akupuntur yang memudahkan dalam persalinan.
Begitu dahsyat hikmah gerakan sholat yang dapat di peroleh, semakin sering melakukannya semakin banyak hikmah yang di dapatkan, oleh karenanya jika seseorang banyak melakukan sholat sunnah, disamping sholat wajib tentunya, maka hikmah dari sisi kesehatan akan semakin ia dapatkan.

Jika di perhatikan, semua gerakan sholat merupakan gerakan yang proporsional sesuai dengan anatomi tubuh manusia, sehingga ketika manusia melakukan sholat, pada hakikatnya ia sedang melakukan investasi untuk kesehatannya.
Namun yang perlu di ingat adalah kita akan mendapatkan maqosidul ibadah dan hikmatul ibadah sholat dengan baik, manakala kaifiyatul ibadah (tata cara ibadah) sholat di lakukan dengan benar sesuai syariat, seperti yang Rosul lakukan.
Seluruh gerakan sholat yang penuh dengan hikmah kesehatan itu akan di dapatkan, manakala di lakukan dengan tenang, tidak terburu-buru dan sempurna, atau yang sering kita dengar dengan “tumakninah”.
Sempurnakan seluruh gerakan, kemudian beralih pada gerakan selanjutnya.

Begitu basar manfaat sholat dari tinjauan sudut manapun, sehingga sholat ini menjadi barometer amal yang lain. Baginda Rosul tegaskan dalam sebuah hadis :

إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ

Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi.
(HR Tirmidzi dan An Nasa’i)

Umar bin Khattab mengatakan

من ضيعها فهو لما سواها أضيع

Barang siapa yang berani meremehkan sholat, maka dengan yang lainnya dia akan lebih berani meremehkannya.

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orang tua, untuk terus memperhatikan ibadah sholat anak-anak kita, tumbuhkan pada diri mereka, bahwa ibadah sholat adalah sesuatu yang harus menjadi perhatian dalam kehidupan, prioritas dalam segala kegiatan, di utamakan meski dalam kesibukan. Kuatkan dalam hati mereka, bahwa sholat itu merupakan kebutuhan kita, penolong kita, kewajiban yang harus di tunaikan. Apapun kondisinya jangan sampai meninggalkan sholat. Membangun kesadaran akan pentingnya ibadah sholat terus dilakukan dengan berbagai upaya, sampai pada sebuah kesimpulan bahwa Ibadah sholat bukan sekedar rutinitas harian, namun benar-benar dapat merasakan manisnya ibadah.

Wallahu A’lam

Editor: B. Chairil Anwar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *