Film Pandawa, Jihad Jalan Lain (Nyanyi Sunyi Para Relawan)

Di awal tahun 2022, dari rahim kreatif Kultum Sinema, lahirlah sebuah karya sinematik yang tak sekadar menyuguhkan cerita melainkan membuka tabir tentang arti sebuah jihad dalam wajah yang lain. Film itu berjudul “Jihad Jalan Lain”, digarap dengan penuh ketulusan oleh Sutradara Abdul Malik, kala itu menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Weleri.

Film ini tak bicara tentang medan perang atau dentuman senjata. Ia justru menggali dalam-dalam nurani manusia, tentang jihad yang menyala dalam sunyi, ketika seorang relawan Muhammadiyah (MDMC) harus memilih, menyelamatkan jiwa di tengah bencana atau memeluk hangat keluarganya di rumah.

Abdul Malik, dengan kepekaan yang lirih, menjahit kisah itu dalam narasi penuh getir dan haru. Pilihan itu bukan sekadar tugas, melainkan panggilan jiwa. Bahwa menjadi relawan adalah jihad di jalan yang tak ramai disorot dan tak banyak lensa camera menyapa. Jihad untuk menolong, untuk hadir, untuk peduli. Maka tak heran, film ini mengguratkan prestasi, Juara 2 dalam Lomba Produksi Film yang digelar Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal. Bahkan, akting penuh rasa dari Handri Kusmoro (Bendahara PCPM Weleri) membawanya pada penghargaan sebagai Pemeran Pria Terbaik.

Namun, perjalanan belum selesai. Setelah “Jihad Jalan Lain” mencatatkan namanya di hati penonton, kini Kultum Sinema Pemuda Muhammadiyah Weleri kembali mempersiapkan sajian istimewa yang lebih megah, lebih menggugah sebuah film berjudul “Pandawa”.

Salah Satu Adegan Film Pandawa di perankan Oleh Alaiq Burhan (Sekertaris Bidang Kokam & SAR PDPM Kendal)

Di tangan dingin sang sutradara Sani Al-Kindi, “Pandawa” tengah digarap sebagai narasi heroik yang menyuarakan jiwa-jiwa ikhlas para relawan. Kali ini, bukan hanya soal menolong, tapi tentang menjaga nyala ruh jihad dan keikhlasan dalam setiap langkah. Tentang bagaimana para relawan bertahan bukan hanya dari letih raga, tapi juga dari godaan dunia. “Pandawa” adalah lantunan kisah tentang keterpanggilan, tentang tangan-tangan yang tak diam ketika sesama memanggil.

Dengan seluruh pemeran berasal dari kader-kader terbaik Muhammadiyah, film ini menjanjikan ketulusan yang tak bisa dibuat-buat. Ia bukan akting, melainkan refleksi. Ia bukan drama, melainkan gema kehidupan. Adegan-adegan lucu, menegangkan, mendebarkan, hingga menyentuh akan diolah Sani Al-Kindi menjadi simfoni emosi yang menggetarkan.

Rencananya, “Pandawa” akan hadir menyapa publik berbarengan dengan Jambore Relawan Muhammadiyah di Karanganyar pada Juni mendatang.

Maka bersiaplah bukan sekadar menonton film, tapi menyaksikan jihad dalam sunyi, pengorbanan tanpa sorot kamera, dan ketulusan yang lahir dari iman. Sebab, jalan jihad tak selalu bermula dari medan tempur. Kadang, ia justru berawal dari keheningan hati yang tak kuasa menolak panggilan untuk menolong sesama.

“Pandawa” adalah tentang mereka yang memilih jalan itu. Jalan sunyi. Jalan suci. Jalan jihad yang lain.

Oleh : B. Chairil Anwar
Foto by Kultum Sinema

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Comments