Langit Weleri, Langkah Peradaban: Sebuah Memoar Kader Muhammadiyah

Oleh : Abdul Wahid (Ketua DPD IMM Jawa Tengah periode 2016 – 2018)

Kalau ditanya kapan pertama kali saya kenal Muhammadiyah, jawabannya jelas waktu saya tinggal di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Weleri. Di sana, saya tumbuh di lingkungan yang penuh kasih sayang, solidaritas, dan gotong royong. Bukan sekadar belajar hidup mandiri, tapi juga belajar saling peduli dan berbagi, nilai-nilai yang memang jadi dasar dari ajaran Muhammadiyah.

Weleri bukan sekadar nama kecamatan di Kendal, tapi lebih seperti sahabat lama yang selalu hadir dalam setiap fase penting hidup saya. Di bawah langitnya yang biru dan di tengah hiruk-pikuk pasar yang nyaris tak pernah tidur, saya belajar tentang arti hidup dan perjuangan. Pasar Weleri, dengan kesibukannya yang tak kenal waktu, mengajarkan saya tentang kerja keras dan keteguhan hati. Weleri adalah tempat di mana masa kecil yang penuh harap berjumpa dengan kenyataan, di mana jiwa ditempa untuk menjadi lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih siap menghadapi dunia. Seperti kawah candradimuka, Weleri adalah ruang yang mengasah mimpi-mimpi kecil hingga tumbuh menjadi langkah-langkah besar.

Setelah itu, saya lanjut sekolah di MA Muhammadiyah Weleri. Di sini, bukan cuma dapat ilmu akademis, tapi juga belajar tentang disiplin, tanggung jawab, dan bagaimana jadi manusia yang bermanfaat untuk masyarakat. Dari sekolah inilah saya mulai paham pentingnya berorganisasi sebagai cara untuk mengasah diri dan berkontribusi untuk umat. Setiap pagi yang dingin, langkah kaki saya menuju sekolah terasa seperti langkah seorang pejuang yang siap berangkat ke medan perang – penuh semangat dan keyakinan.

Langkah besar berikutnya datang saat saya bergabung dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Weleri. Di sini, saya mulai terlibat aktif sebagai bagian dari Pimpinan Cabang. Jadi pengurus itu bukan cuma soal rapat dan bikin program, tapi juga belajar jadi pemimpin, membangun tim, dan memahami cara menyelesaikan masalah. Dari sini, kecintaan saya pada Muhammadiyah makin kuat. Bagi saya, IPM adalah kawah candradimuka yang menyalakan bara semangat perjuangan dalam diri saya.

Setelah itu, amanah besar lain datang ketika saya dipercaya menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jawa Tengah periode 2016 – 2018. Ini fase penting buat saya, karena memimpin di tingkat provinsi menuntut kemampuan manajerial yang lebih kompleks dan visi yang jelas untuk memajukan organisasi di tengah dinamika sosial yang terus berubah. Saya merasa seperti nahkoda kapal besar, yang harus menavigasi gelombang perubahan sambil tetap setia pada kompas nilai-nilai Muhammadiyah.

Setelah mengakhiri amanah sebagai Ketua Umum DPD IMM Jawa Tengah periode 2016 – 2018, perjalanan saya berlanjut ke tingkat nasional. Saya diberi kepercayaan untuk bergabung di DPP IMM periode 2021 – 2023 sebagai Sekretaris Hubungan Luar Negeri. Ini bukan peran yang ringan, karena harus membangun relasi lintas budaya, memahami dinamika global, dan membawa semangat Muhammadiyah ke kancah dunia. Tapi justru di sini saya belajar banyak tentang diplomasi dan memperkuat jejaring internasional. Setiap percakapan lintas negara, setiap diplomasi yang terjalin, terasa seperti melempar batu ke danau yang tenang – riaknya meluas, menyebarkan semangat perubahan ke berbagai penjuru dunia.

Pengalaman saya nggak cuma berhenti di Muhammadiyah. Tahun 2021 – 2022, saya sempat menjabat sebagai Asisten Staf Khusus Menteri di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI. Lalu, sejak 2023 – 2024, saya juga dipercaya sebagai Tenaga Ahli Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK RI. Dua peran ini membuka pandangan saya tentang pentingnya kebijakan publik dan memperluas jaringan strategis di tingkat nasional. Ini seperti memanjat tebing yang curam – setiap langkah harus penuh perhitungan, setiap keputusan harus tepat, karena di atas sana, cakrawala impian menunggu untuk digapai.

Sekarang, saya juga diberi amanah sebagai Tim Ahli (Tim Pakar) di Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Jawa Tengah. Ini tugas yang menantang, karena harus mampu memahami berbagai aspek hukum dan sosial dalam merumuskan kebijakan yang tepat untuk masyarakat. Bagi saya, ini seperti menyusun mozaik besar – setiap peraturan adalah keping kecil yang harus ditempatkan dengan tepat untuk membentuk gambaran besar kesejahteraan masyarakat.

Kalau saya lihat ke belakang, Weleri bukan sekadar tempat, tapi sebuah romansa – tempat di mana perjalanan hidup dan ideologi bertemu, membentuk diri saya seperti sekarang. Bagi kader Muhammadiyah asal Kendal, Weleri adalah kawah candradimuka, tempat di mana cita-cita ditempa, idealisme diasah, dan tekad diperkuat. Di sinilah, langkah-langkah kecil berubah jadi lompatan besar, dan impian sederhana berkembang menjadi visi untuk peradaban yang lebih baik. Muhammadiyah bukan sekadar organisasi, tapi rumah yang mengajarkan saya untuk terus berjuang, berinovasi, dan memberi yang terbaik untuk umat. Semoga perjalanan ini terus berlanjut, memberi inspirasi dan semangat buat generasi muda untuk berkontribusi dalam membangun peradaban yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *